I.
Judul Kegiatan dan Tanggal Praktikum
a. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Bakteri pada Proses
Pembuatan Asinan Bogor
b. Tanggal Praktikum : 12 Oktober 2011
II. Tujuan
Percobaan
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui peran bakteri pada proses pembuatan
asinan Bogor.
III. Dasar Teori
Bakteri
adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam prokariot dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Maka dari itu manusia banyak
memanfaatkan peranan bakteri dalam kehidupannya. Misalnya dalam pembuatan tape,
pembuatan oncom, pembuatan asinan, pembuatan kecap, pembuatan roti, pembuatan
yoghurt dll. Salah satunya yaitu dalam pembuatan asina Bogor. Pada proses
pembuatan asinan Bogor ini, banyak menggunakan bahan-bahan yang mengandung
bakteri yang membentuk rasa, tekstur, dan bau menjadi berubah dari semula.
IV. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
a.
Alat :
- kompor - 1 sendok sayur
- panci - 4 mangkok/piring
- wadah bertutup (toples bening) - 2/3pisau
- 5 buah sendok makan - 1 talenan & kain
lap
b.
Bahan :
- 300 gr taoge, buang akrnya
- 250 gr kol, iris tipis
- 300 gr wortel, iris bentuk korek
api, lumuri garam
- 200 gr sawi asin, iris halus
- 100 gr papaya setengah matang,
potong kotak
- 200 gr nanas, iris tipis, lumuri
garam
- 200 gr bengkoang, potong kotak
- 100 gr kacang goreng
- kerupuk mi
c.
Bumbu Kuah :
-
5 bh cabai merah, haluskan
-
5 sdm ebi, disangrai, haluskan
-
1/8 sdt terasi bakar
-
3 sdm air jeruk lemon
-
2 sdm cuka
-
1 sdt garam
-
50 gr gula pasir
-
500 ml air
d.
Cara Membuat :
-
Sisihkan taoge, kol, wortel, sawi
asin, papaya, nanas, dan bengkoang.
-
Buat kuah: haluskan cabai merah, ebi,
terasi garam, dan gula pasir, campurkan air jeruk lemon dan air, masak hingga
mendidih.
-
Penyajian: susun taoge, kol, wwortel,
sawi asin, papaya, nanas, dan bengkoang dalam mangkok, siram dengan kuah dan
taburi kacang goring diatasnya.
-
Sajikan dengan kerupuk mi.
V.
Hasil
No.
|
Aspek yang diamati
|
Setelah jadi
|
1 jam setelah jadi
|
2 jam setelah jadi
|
1.
|
Rasa
|
Dominan rasa
cuka dan terasi
|
Dominan rasa
ebi
|
Rasa terasi dan
rasa asamnya kuat tetapi lebih enak
|
2.
|
Bau
|
Bau terasi
|
Bau cuka
|
Cuka menyengat
|
3.
|
Tekstur bahan
|
Masih segar
|
Layu
|
Empuk dan bumbu
meresap
|
VI.
Pembahasan
Asinan merupakan salah satu
olahan sayuran dan buah-buahan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah. Namun,
dibandingkan dengan lalapan dan salad, asinan mempunyai potensi kandungan
bakteri yang lebih rendah karena cuka dan cabai yang digunakan dalam bumbu
asinan mempunyai sifat antimikroba yang sangat kuat. Asam cuka merupakan asam
yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella dan Escherichia
coli, serta jauh lebih baik dibandingkan asam laktat, asam malat, atau asam
sitrat. Asam cuka dengan konsentrasi 1-3 persen efektif menghambat pertumbuhan
bakteri patogen (penyebab penyakit), seperti Campylobacter jejuni dan Yersinia
enterocolitica. Sayangnya,asam cuka kurang efektif untuk menghambat
pertumbuhan kapang.
Dalam percobaan ini
melibatkan beberapa buah-buahan dan sayuran segar yang dicampur dengan kuah
yang terbuat dari campuran bumbu dan bahan yang telah disiapkan. Untuk
penyajiannya menggunakan toples kaca yang ditutup. Setelah beberapa jam terjadi
perubahan rasa, bau, dan tekstur bahan karena terkontaminasi dengan bakteri,
bakteri yang berperan dalam dalam pembuatan Asinan Bogor tersebut adalah Lactobacillus sp, Streptococcus sp., dan
Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam
sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi
pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang
difermentasi atau sering dikenal dengan nama ‘acar’.
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban
yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti. Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan
bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat
menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap
bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri berperan dalam pembuatan Asinan Bogor.
Hal ini terbukti dari warna, rasa, dan tekstur asinan yang berubah dari
pengamatan setelah jadi, satu jam setelah jadi, dan dua jam setelah jadi. Hal ini
diakibatkan karena adanya bakteri-bakteri yang terkandung dari cuka, terasi,
dan ebi. Bakteri yang tumbuh di bahan tersebut adalah Lactobacillus sp, Streptococcus sp., dan Pediococcus .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar